Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang
untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui latihan – latihan atau
pengalaman – pengalaman dan dilakukan oleh setiap manusia dalam hidupnya.
Belajar dilakukan seseorang dengan kesadaran atau dengan kesengajaan. Banyak
aktivitas – aktivitas yang dilakukan dalam belajar seperti mendapatkan kosa
kata baru, mengahafal syair, mengingat kata – kata. Dengan aktivitas –
aktivitas yang dilakukan itu akan diperoleh perubahan yang dapat berupa
pengetahuan , sikap , maupun ketrampilan. Belajar dilakukan melalui latihan –
latihan maupun melalui pengalaman belajar lainnya.Belajar merupakan aktivitas
yang akan membawa individu pada suatu perubahan pada kelakuan maupun kemampuan
berfikir. Faktor – faktor yang memengaruhi belajar tentu saja
bermacam-macam , ada faktor dari dalam diri individu tersebut maupun faktor
dari luar individu tersebut . Faktor – faktor dari luar individu antara lain
faktor sosial dan faktor nonsosial. Faktor – faktor yang berasal dari dalam
individu antara lain faktor psikologis dan faktor sosiologis.
Berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan di atas , yang akan di bahas dalam makalah ini antara lain :
(a) pengertian belajar
(b) jenis – jenis belajar
(c) klasifikasi belajar
(d) ciri-ciri belajar
(e) Faktor-faktor yang memengaruhi belajar.
Sehubungan dengan masalah tersebut ,
tujuannya adalah
(a) mengetahui pengertian belajar
(b)
Mengetahui jenis-jenis belajar
(c)
Mengetahui klasifikasi belajar
(d) Mengetahui ciri-ciri belajar
(e) Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
belajar.
2. PENGERTIAN BELAJAR
Pengertian belajar menurut beberapa pakar:
a.Hilgard
dan Bower,dalam buku Theoris Of Learning (1975) mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu , dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan
respon pembawaan , kematangan , atau keadaan – keadaan sesaat seseorang
(misalnya
kelelahan,pengaruh obat dsb).
b.Whiterigton
dalam buku Educatinal Psycology mengemukakan Belajar adalah suatu perubahan
didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada
reaksi yang berupa kecakapan , sikap , kebiasaan , kepandaian , atau suatu
pengertian .
c.Morgan
dalam latihan dalam buku Introduction To
psychology (1978) mengemukakan Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
d.Gagne
dalam buku The Condition Of Learning (1977) mengemukakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus
bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya berubah
dari waktu sebelum ia mengalami
situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
Berdasarkan pengertian dari beberapa pakar,dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan yang sistematis ,relatif
menetap dan bertahan lama dalam diri individu sebagai akibat dari pengalaman yang
berulang-ulang dalam beberapa situasi tertentu.
3.
JENIS-JENIS BELAJAR
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu
dengan lainnya ,baik dalam aspek materinya maupun
metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan
. keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan
kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.
Jenis belajar antara lain :
(a) belajar abstrak
(b) belajar ketrampilan ,
(c)
belajar sosial
(d)
belajar pemecahan masalah ,
(e)
belajar rasional ,
(f)
belajar kebiasaan ,
(g)
belajar apresiasi ,
(h)
belajar pengetahuan
(i)
belajar pengetahuan .
Belajar abstrak ialah belajar
yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak. Tujuannya
adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak
nyata. Belajar keterampilan ialah belajar dengan
menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat
syaraf dan otot-otot atau neuromuscular.Tujuannya untuk memperoleh dan menguasai ketrampilan jasmaniah
tertentu.
Belajar sosial pada dasar nya
adalah belajar memahami masalah-masalah dengan
teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya
untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah
persahabatan, masalah
kelompok , dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.
Belajar pemecahan masalah
pada dasar nya adalah belajar
menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis ,logis,teratur, dan teliti .Tujuannya ialah untuk memperoleh
kemampuan dan kecakapan dan kognitif untuk memecahkan masalah social , secara
rasional , lugas , dan tuntas.
Belajar rasional ialah
belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasioanal
(sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam
kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan
masalah. Dengan
belajar rasional , siswa diharapkan memiliki kemampuan rasional menyelesaikan masalah,yaitu kemampuan memecahkan
masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategis akal sehat , logis , dan sistematis.
Belajar kebiasaan adalah
proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan
yang telah ada. Tujuannya agar siswa memeroleh
sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif
dengan kebutuhan ruang dan waktu.
Belajar apresiasi adalah belajar
mempertimbangkan arti
penting atau nilai suatu objek. Tujuannya, agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kemampuan afektif yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara
tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya
apresiasi sastra , apresiasi musik dan
sebagainya.
Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap
objek pengetahuan tertentu dapat juga diartikan sebagai
sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan
melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa
memeroleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu
yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya,
misalnya dengan menggunakan alat-alat, laboratorium dan penelitian lapangan.
3. MACAM
– MACAM KLASIFIKASI BELAJAR
Engkoswara dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar
Metodologi Pengajaran (1988) mengemukakan bahwa belajar di klasifikasikan menurut
perilaku kognitif ,perilaku afektif ,perilaku psikomotor dan perilaku berbahasa
.
Perilaku Kognitif yaitu perilaku yang menyangkut masalah
pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pengelompokan secara
kognitif ini melalui enam tingkat kegiatan secara intelektual:
1. Pengetahuan siap yang dapat segera muncul bila
diperlukan.
2. Komprehensif dalam penafsiran informasi.
3. Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh.
4. Menganalisis dalam arti menguraikan pengetahuan yang
diperoleh ke dalam berbagai pengetahuan.
5. Mengadakan sintesis antara berbagai pengetahuan untuk
menghasilkan suatu konsepsi atau pengetahuan baru.
6. Mengadakan evaluasi terhadap pengetahuan yang
diperolah dengan menggunakan berbagai kriteria.
Perilaku afektif adalah perilaku yang berupa sikap, nilai-nilai, dan
apresiasi. Perilaku afektif ini terdiri
atas lima tingkat :
1. Penerimaan, yaitu tingkat penarikan perhatian.
2. Respons, yaitu keinginan untuk mereaksi.
3. Penilaian untuk posisi tertentu.
4. Mengorganisasi dengan mengambil penyesuaian dari berbagai
alternatif yang ada.
5. Mengemukakan suatu pandangan atau pengambilan keputusan
sebagai integrasi dari suatu kepercayaan, ide, dan sikap seseorang.
Perilaku psikomotor, terutama kelincahan tangan dan
koordinasinya. Perilaku ini dapat melalui empat tingkatan :
1.
Gerakan
anggota badan seperti gerakan bahu dan kaki.
2.
Gerakan
yang benar-benar terkoordinasi secara rapi, misalnya antara gerakan tangan
dengan jari-jari tangan dan mata atau tangan dan telinga.
3.
Komunikasi
tanpa verbal, misalnya berupa ekspresi muka, cetusan hati, atau gerakan-gerakan
badan yang penuh arti.
4.
Perilaku
berbahasa dalam arti peningkatan perilaku secara halus, misalnya perilaku lemah
lembut atau irama perbuatan yang sangat terkoordinasi dengan baik dan halus.
4.CIRI – CIRI BELAJAR
Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Metode Belajar
dan kesulitan Belajar (1983) ,mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah (a) proses
belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui , (b) proses itu
berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan pelajaran yang terpusat pada
suatu tujuan tertentu. , (c) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi
kehidupan tertentu , (d) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan
peserta didik sendiri yang mendorong motivasi secara berkesinambungan , (e) Proses
belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan , ( f) Proses
belajar dan hasil usaha belajar
secara materiall dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan
peserta didik , (g) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila
pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan
peserta didik , (h) Proses
belajar yang terbaik ialah apabila peserta didik mengetahui status dan
kemajuannya, (i) Proses
belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur, (j) Hasil – hasil belajar secara fungsional
bertalian satu sama lain ,tetapi dapat didiskusikan secara terpisah , ( k) Proses belajar berlangsung secara efektif di
bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan , (l) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan
,nilai-nilai , pengertian - pengertian
,sika-sikap , apresiasi , abilitas , dan ketrampilan, (m) Hasil-hasil belajar diterima oleh peserta didik
apabila member kepuasan pada kebutuhan dan berguna serta bermakna baginya , (n) Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan
setangkaian pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang
baik , (o) Hasil hasil belajar itu
lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda , (p) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai bersifat
kompleks dan dapat berubah-ubah , jadi tidak sederhana dan statis .
5.FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGERUHI BELAJAR
Belajar yang efektif sangat
dipengaruhi oleh faktor -faktor
kondisionil yang ada. Faktor-faktor itu antara lain :
1. Peserta didik yang belajar harus melakukan
banyak kegiatan. Baik kegiatan system saraf seperti melihat, mendengar, merasakan,
berfikir, kegiatan motoris, dan sebagainya, maupun kegiatan-kegiatan lainnya
diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, minat, dan
lain-lain.
2. Belajar
memerlukan latihan dengan jalan relearning, recall, dan review agar pelajaran
yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum di kuasai akan
dapat menjadi milik peserta didik.
3. Belajar
akan lebih berhasil jika peserta didik merasa berhasil dan mendapat kepuasan.
Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan peserta didik.
4. Peserta
didik yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil aatu gagal dalam
belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasaan dan akan mendorong belajar
lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustrasi atau dapat pula
menjadi cambuk.
5. Factor
asosiasi besar manfaatnya dalam belajar karena semua pengalaman belajar, antara
yang lama dengan yang baru, secara berurutan di asosiasikan menjadi satu
kesatuan pengalaman. Selain itu, pengalaman dalam suatu situasi dapat pula di asosiasikan
dengan situasi lain sehingga memudahkan transfer hasil belajar.
6. Pengalaman
masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang di miliki oleh
peserta didik, besar perannya dalam proses belajar. Pengalaman dan pengertian
itu menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru dan
pengertian-pengertian baru.
7. Faktor
kesiapan belajar. Peserta didik yang telah siap belajar akan melakukan kegiatan
belajar lebih mudah dan lebih berhasil.
8. Faktor
minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong peserta didik untuk
belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat, minat ini timbul apabila murid
tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa
sesuatu yang akan di pelajarinya dirasakan bermakna.
9. Faktor-faktor
fisiologis. Kondisi badan peserta didik sangat berpengaruh dalam proses belajar
badan yang lemah akan menyebabkan perhatian tak mungkin terkonsentrasi oleh
karena itu factor fisiologis sangat menentukan berhasil atau tidaknya peserta
didik belajar.
10. Faktor intelegensi. Peserta didik yang cerdas
akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan
memahami pelajaran dan lebih mudah mengingatnya peserta didik yang cerdas akan
lebih mudah berfikir kreatif dan cepat mengambil keputusan.
6. KESIMPULAN
Bisa disimpulkan dari uraian
yang sebelumnya bahwa yang di maksud hakikat belajar adalah unsur yang sangat
fundamental dalam pendidikan dan sangat berpengaruh dalam suksesnya pendidikan
.Dalam belajar juga terdapat beberapa jenis diantaranya belajar abstrak ,
belajar ketrampilan , belajar pengetahuan dan lain sebagainya .Faktor – faktor
dalam belajar seperti minat , latihan dan kesiapan dalam belajar juga sangat
memengaruhi suksesnya pendidikan . diharapkan kita semua dapat lebih meningkatkan
kualitas belajar kita . Karena belajar merupakan unsur yang sangat penting
dalam pendidikan .
Dengan meningkatnya kualitas
pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya
dan akan mampu membawa bangsa ini bisa
bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional. Tentunya
peningkatan ini juga harus dilaksakanakan melalui kerjasama yang baik dari
berbagai pihak baik pemerintah,kepala sekolah,guru,orangtua,maupun peserta
didik sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar