CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 06 Desember 2013

BIMBINGAN BELAJAR UNTUK SISWA



Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui latihan – latihan atau pengalaman – pengalaman dan dilakukan oleh setiap manusia dalam hidupnya. Belajar dilakukan seseorang dengan kesadaran atau dengan kesengajaan. Banyak aktivitas – aktivitas yang dilakukan dalam belajar seperti mendapatkan kosa kata baru, mengahafal syair, mengingat kata – kata. Dengan aktivitas – aktivitas yang dilakukan itu akan diperoleh perubahan yang dapat berupa pengetahuan , sikap , maupun ketrampilan. Belajar dilakukan melalui latihan – latihan maupun melalui pengalaman belajar lainnya.Belajar merupakan aktivitas yang akan membawa individu pada suatu perubahan pada kelakuan maupun kemampuan berfikir. Faktor – faktor yang memengaruhi belajar tentu saja bermacam-macam , ada faktor dari dalam diri individu tersebut maupun faktor dari luar individu tersebut . Faktor – faktor dari luar individu antara lain faktor sosial dan faktor nonsosial. Faktor – faktor yang berasal dari dalam individu antara lain faktor psikologis dan faktor sosiologis. 
            Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas , yang akan di bahas dalam makalah ini antara lain :
 (a) pengertian belajar
(b) jenis – jenis belajar
 (c) klasifikasi belajar
 (d) ciri-ciri belajar
 (e) Faktor-faktor yang memengaruhi belajar.
            Sehubungan dengan masalah tersebut , tujuannya adalah
 (a) mengetahui pengertian belajar
 (b) Mengetahui jenis-jenis belajar
 (c) Mengetahui klasifikasi belajar
 (d) Mengetahui ciri-ciri belajar
 (e) Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi belajar.
 2. PENGERTIAN BELAJAR
Pengertian belajar menurut beberapa pakar:
a.Hilgard dan Bower,dalam buku Theoris Of Learning (1975) mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu , dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan , kematangan , atau keadaan – keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan,pengaruh obat dsb).

b.Whiterigton dalam buku Educatinal Psycology mengemukakan Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan , sikap , kebiasaan , kepandaian , atau suatu pengertian .

c.Morgan dalam  latihan dalam buku Introduction To psychology (1978) mengemukakan Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

d.Gagne dalam buku The Condition Of Learning (1977) mengemukakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

Berdasarkan pengertian dari beberapa pakar,dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan yang sistematis ,relatif menetap dan bertahan lama dalam diri individu sebagai akibat dari pengalaman yang berulang-ulang dalam beberapa situasi tertentu.

3. JENIS-JENIS BELAJAR
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya ,baik dalam aspek materinya maupun metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan . keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.
Jenis belajar antara lain :
(a) belajar abstrak
(b) belajar ketrampilan ,
(c) belajar sosial
(d) belajar pemecahan masalah ,
(e) belajar rasional ,
(f) belajar kebiasaan ,
(g) belajar apresiasi ,
(h) belajar pengetahuan
(i) belajar pengetahuan .

Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berfikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Belajar keterampilan ialah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot atau neuromuscular.Tujuannya untuk memperoleh dan menguasai ketrampilan jasmaniah tertentu.
Belajar sosial pada dasar nya adalah belajar memahami masalah-masalah dengan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok , dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.
Belajar pemecahan masalah pada dasar nya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis ,logis,teratur, dan teliti .Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan dan kognitif untuk memecahkan masalah social , secara rasional , lugas , dan tuntas.
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasioanal (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah. Dengan belajar rasional , siswa diharapkan memiliki kemampuan rasional menyelesaikan masalah,yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategis akal sehat , logis , dan sistematis.
 Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memeroleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dengan kebutuhan ruang dan waktu.
 Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya, agar siswa memperoleh dan mengembangkan kemampuan afektif yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra , apresiasi musik dan sebagainya.
Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara  melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu dapat juga diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen. Tujuan belajar pengetahuan ialah agar siswa memeroleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat-alat, laboratorium dan penelitian lapangan.

3. MACAM – MACAM KLASIFIKASI BELAJAR
Engkoswara dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran (1988) mengemukakan bahwa belajar di klasifikasikan menurut perilaku kognitif ,perilaku afektif ,perilaku psikomotor dan perilaku berbahasa .
Perilaku Kognitif yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pengelompokan secara kognitif ini melalui enam tingkat kegiatan secara intelektual:
1. Pengetahuan siap yang dapat segera muncul bila diperlukan.
2. Komprehensif dalam penafsiran informasi.
3. Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh.
4. Menganalisis dalam arti menguraikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam berbagai pengetahuan.
5. Mengadakan sintesis antara berbagai pengetahuan untuk menghasilkan suatu konsepsi atau pengetahuan baru.
6. Mengadakan evaluasi terhadap pengetahuan yang diperolah dengan menggunakan berbagai kriteria.

Perilaku afektif adalah perilaku  yang berupa sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Perilaku afektif  ini terdiri atas lima tingkat :
1.      Penerimaan, yaitu tingkat penarikan perhatian.
2.      Respons, yaitu keinginan untuk mereaksi.
3.      Penilaian untuk posisi tertentu.
4.      Mengorganisasi dengan mengambil penyesuaian dari berbagai alternatif  yang ada.
5.      Mengemukakan suatu pandangan atau pengambilan keputusan sebagai integrasi dari suatu kepercayaan, ide, dan sikap seseorang.
Perilaku psikomotor, terutama kelincahan tangan dan koordinasinya. Perilaku ini dapat melalui empat tingkatan :
1.      Gerakan anggota badan seperti gerakan bahu dan kaki.
2.      Gerakan yang benar-benar terkoordinasi secara rapi, misalnya antara gerakan tangan dengan jari-jari tangan dan mata atau tangan dan telinga.
3.      Komunikasi tanpa verbal, misalnya berupa ekspresi muka, cetusan hati, atau gerakan-gerakan badan yang penuh arti.
4.      Perilaku berbahasa dalam arti peningkatan perilaku secara halus, misalnya perilaku lemah lembut atau irama perbuatan yang sangat terkoordinasi dengan baik dan halus.
4.CIRI – CIRI BELAJAR
Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Metode Belajar dan kesulitan Belajar (1983) ,mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah (a) proses belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui , (b) proses itu berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. , (c) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan tertentu , (d) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan peserta didik sendiri yang mendorong motivasi secara berkesinambungan , (e) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan , ( f) Proses belajar  dan hasil usaha belajar secara materiall dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan peserta didik , (g) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan peserta didik , (h) Proses belajar yang terbaik ialah apabila peserta didik mengetahui status dan kemajuannya, (i) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur, (j) Hasil – hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain ,tetapi dapat didiskusikan secara terpisah , ( k) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan , (l) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan ,nilai-nilai , pengertian - pengertian ,sika-sikap , apresiasi , abilitas , dan ketrampilan, (m) Hasil-hasil belajar diterima oleh peserta didik apabila member kepuasan pada kebutuhan dan berguna serta bermakna baginya , (n) Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan setangkaian pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik , (o) Hasil hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda , (p) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah , jadi tidak sederhana dan statis .
5.FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGERUHI BELAJAR

Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor kondisionil yang ada. Faktor-faktor itu antara lain :
1.       Peserta didik yang belajar harus melakukan banyak kegiatan. Baik kegiatan system saraf seperti melihat, mendengar, merasakan, berfikir, kegiatan motoris, dan sebagainya, maupun kegiatan-kegiatan lainnya diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, minat, dan lain-lain.
2.      Belajar memerlukan latihan dengan jalan relearning, recall, dan review agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum di kuasai akan dapat menjadi milik peserta didik.
3.      Belajar akan lebih berhasil jika peserta didik merasa berhasil dan mendapat kepuasan. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan peserta didik.
4.      Peserta didik yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil aatu gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasaan dan akan mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustrasi atau dapat pula menjadi cambuk.
5.      Factor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar karena semua pengalaman belajar, antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan di asosiasikan menjadi satu kesatuan pengalaman. Selain itu, pengalaman dalam suatu situasi dapat pula di asosiasikan dengan situasi lain sehingga memudahkan transfer hasil belajar.
6.      Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang di miliki oleh peserta didik, besar perannya dalam proses belajar. Pengalaman dan pengertian itu menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman baru dan pengertian-pengertian baru.
7.      Faktor kesiapan belajar. Peserta didik yang telah siap belajar akan melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.
8.      Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat, minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan di pelajarinya dirasakan bermakna.
9.      Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan peserta didik sangat berpengaruh dalam proses belajar badan yang lemah akan menyebabkan perhatian tak mungkin terkonsentrasi oleh karena itu factor fisiologis sangat menentukan berhasil atau tidaknya peserta didik belajar.
10.   Faktor intelegensi. Peserta didik yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah mengingatnya peserta didik yang cerdas akan lebih mudah berfikir kreatif dan cepat mengambil keputusan.
6. KESIMPULAN
Bisa disimpulkan dari uraian yang sebelumnya bahwa yang di maksud hakikat belajar adalah unsur yang sangat fundamental dalam pendidikan dan sangat berpengaruh dalam suksesnya pendidikan .Dalam belajar juga terdapat beberapa jenis diantaranya belajar abstrak , belajar ketrampilan , belajar pengetahuan dan lain sebagainya .Faktor – faktor dalam belajar seperti minat , latihan dan kesiapan dalam belajar juga sangat memengaruhi suksesnya pendidikan . diharapkan kita semua dapat lebih meningkatkan kualitas belajar kita . Karena belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan .

Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bisa bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional. Tentunya peningkatan ini juga harus dilaksakanakan melalui kerjasama yang baik dari berbagai pihak baik pemerintah,kepala sekolah,guru,orangtua,maupun peserta didik sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar